Tampilkan postingan dengan label GANTENG. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label GANTENG. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 September 2014

Ganteng-Ganteng Pengusaha Muda (Part 3) : Nicholas Kurniawan


 " Life is not about waiting for the storm to pass, it’s about dancing in the rain”
- Nicholas Kurniawan -


Berdagang ikan hias nampaknya bukan bisnis yang keren dan banyak dilirik anak muda jaman sekarang. Ikan hias umumnya dijual di pinggir jalan, mall, toko ikan dan perlengkapannya, atau di toko hewan. Namun di tangan dingin pelajar ini, ikan hias mampu menghasilkan pundi-pundi dollar dan membiayai kuliahnya di universitas bergengsi. Kejelian melihat peluang usaha membuatnya sukses, hingga dinobatkan menjadi eksportir ikan hias termuda di Indonesia. Dalam Ganteng-Ganteng Pengusaha Muda kali ini, kita akan belajar dari kisah pengusaha muda ini. Pemuda yang lahir di Jakarta, 29 Januari 1993 ini namanya semakin dikenal setelah memenangkan kompetisi wirausaha pada tahun 2013, Nicholas Kurniawan.
Nicholas berasal dari keluarga sangat sederhana. Ia mulai berdagang sejak duduk di bangku kelas 2 SD, seperti menjual mainan dan makanan. Pernah juga berjualan baju saat SMP. Ia tidak gengsi untuk menawarkan berbagai MLM dan asuransi. Bisnis ikan hiasnya diawali ketika Nicholas bersekolah di SMA Kolese Kanisius. Berawal dari sepaket ikan terapi, garra rufa, yang diberikan temannya. Karena ia kurang menyukai ikan itu, maka ia menjualnya di forum jual beli kaskus agar tidak mati. Tanpa menunggu waktu lama, ikan tersebut laku bahkan masih banyak yang berniat membeli. Nicholas  melihat peluang tersebut, lalu menghubungi temannya dan mencari supplier ikan dengan harga murah. Ia mempelajari seluk beluk tentang ikan secara otodidak dan membuat toko online "Garra Rufa Center". Di usianya yang ke-17, Nicholas mampu mengumpulkan keuntungan bersih 2 sampai 3 juta Rupiah setiap bulannya.

Kesuksesan Nicholas harus dibayar dengan pengalaman pahit. Ia sempat tidak naik ke kelas 3 SMA. Hal ini menjadi pukulan berat baginya, mengingat selama ini dirinya adalah pelajar berprestasi dan meraih nilai matematika tertinggi. Nicholaspun memutuskan pindah sekolah ke SMA Santo Bellarminus untuk mengurangi beban malu orang tuanya. Kegagalannya tidak lantas membuat dia patah arang. Dari pengalaman itu ia semakin menjadi pribadi yang rendah hati. Nicholas ingin bangkit dan membuat orang tuanya bangga, dengan masuk ke Prasetiya Mulya Business School setelah lulus SMA. Namun, untuk masuk ke universitas tersebut membutuhkan biaya yang tak sedikit, sekurang-kurangnya 100 juta Rupiah. Itu artinya dia harus menabung 10 juta Rupiah per-bulan, dalam 1 tahun.

Nicholas memutar otak. Agar dapat mengumpulkan uang lebih banyak, ia mendapat ide untuk menjadi eksportir ikan hias. Dia bertanya kepada para eksportir lainnya yang telah sukses dan expert. Bukannya ilmu yang didapat, tetapi ia malah diremehkan dan diragukan karena usianya yang masih muda. Nicholas belajar secara otodidak lagi. Ia membuat website seprofesional mungkin dari hasil berguru dengan internet dan website-website eksportir. Sempat ragu apakah ia berhasil mengumpulkan uang sebanyak itu, Nicholas mencoba peruntungannya untuk mendapatkan beasiswa. Akan tetapi setelah dua kali mengikuti seleksi, dia harus puas pada grade B sehingga tidak berpeluang mendapat beasiswa.

Nicholas kembali pada rencananya semula untuk mengumpulkan uang dari mengekspor ikan. Lagi-lagi cobaan datang, ia tertipu oleh salah satu partnernya. Uang 30 juta yang dikumpulkan selama berbulan-bulanpun terpaksa ia relakan. Tetapi Tuhan memiliki rencana lain. Tepat di bulan terakhir pendaftaran Prasetya Mulya Business School, ia mendapat banyak order dari customer yang semula langganan dari partner Nicholas yang menipunya. Nicholas akhirnya dapat mengumpulkan tabungan 100 juta Rupiah dan masuk ke universitas yang diimpikannya. Berbagai pernghargaan pernah ia raih, seperti 2nd Winner of HIPMI New Entrepreneur Awards, Kaskus Inspirational Business Owner, UGM National Business Case Competition, dan Prasetiya Mulya Business Plan Competition serta Marketing Research.

Bagi Nicholas Kurniawan, sukses adalah pertemuan antara kesempatan dan persiapan. Tanpa kesempatan, mungkin persiapan nampak sia-sia. Namun tanpa persiapan, akan membuat kesempatan menjadi sia-sia. Dari kisah sukses pengusaha muda dan ganteng ini, kembali lagi kita belajar bahwa keyakinan dan kegigihan adalah salah satu kunci untuk membuka pintu kesuksesan. If you can dream it, you can do it.






Sumber :
http://www.nicholaskurniawan.com/

Ganteng-Ganteng Pengusaha Muda (Part 2) : Reza Nurhilman


 

Di episode Ganteng-Ganteng Pengusaha Muda ke-dua ini, rasanya lebih enak jika kita membacanya sambil ngemil keripik Maicih. Siapa yang tidak kenal dengan keripik Maicih? Keripik pedas dengan varian level 1 - 10 ini mulai booming sejak saya kuliah. Reza Nurhilman atau yang akrab disapa AXL adalah sosok di balik kesuksesan keripik berlogo nenek berciput tersebut. Usahanya dimulai pada pertengahan tahun 2010 dengan modal 15 juta Rupiah. Bermula dari kejeliannya melihat peluang pada keripik yang hanya dikenal sebagai makanan kampung. Kemudian ia kemas dengan level kepedasan 1 - 10, sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia yang senang makan makanan pedas.

Pengusaha ganteng kelahiran kota kembang, 29 September 1987 ini, memanfaatkan sosial media twitter sebagai sarana marketing. Strategi pemasarannya yang unik sukses membuat konsumen penasaran akan keripik Maicih. Tak heran #InfoMaicih seringkali menjadi trending topic. Dengan pemasaran keliling dan "merekrut" jenderal di beberapa kota sebagai marketer, Maicih kini telah merambah kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, dan kota-kota lainnya. Kapasitas produksi Maicih mencapai 2.000 bungkus per-hari. Omset keripik yang memiliki tagline "For Icihers with Love" ini bisa mencapai 30 juta per-hari. Tidak berpuas diri terhadap pasar dalam negeri saja, Maicih segera mengembangkan sayapnya ke skala internasional dengan mengusung merk "Spicy Granny".
  
Berpikir out of the box dan jeli melihat peluang usaha menjadi inspirasi yang dapat kita petik dari kisah sukses Presiden Maicih, Reza Nurhilman. Setelah sukses dengan keripik Maicih, Reza Nurhilman tidak berhenti di sini. Ia merambah bidang properti dengan mendirikan PT Maicih Sinergi. Beberapa proyeknya antara lain : Komplek Perumahan Sinergy Asri Cipageran, Komplek Perumahan Sariwangi Sinergy, dan Komplek Perumahan Sumedang Sinergy Residence. 



Dari berbagai sumber :

Ganteng-Ganteng Pengusaha Muda (Part 1) : Elang Gumilang





Ganteng-Ganteng Pengusaha Muda seri pertama menampilkan biografi Elang Gumilang, yang namanya semakin dikenal setelah ia mengikuti kompetisi wirausaha mandiri di tahun 2007. Pengusaha muda ini memulai usahanya sejak bangku sekolah. Mulai dari berjualan donat, sepatu, lampu neon, minyak goreng, lembaga kursus, hingga pemasar perumahan pernah ia lakoni. Lika-liku usaha membawanya berlabuh pada bidang properti sebagai developer perumahan, perkantoran, dan infrastruktur lainnya.

Ketika mahasiswa pada umumnya sibuk dengan kuliah dan hang out dengan teman, tidak dengan pemuda kelahiran Bogor, 6 April 1985 ini. Elang Gumilang memulai bisnis propertinya sejak kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB), yaitu pada awal tahun 2005. Berawal dari sepetak tanah yang dibeli dengan modal patungan bersama teman-teman SMA dan kuliahnya. Ia lantas membangun rumah berukuran 22 m2 dengan luas tanah 60 m2. Rumah sederhana yang dijual dengan harga terjangkau tersebut langsung laku. Dari sinilah ia melihat peluang untuk membangun perumahan sangat sederhana bagi rakyat kecil. Rumah yang dibangunnya dari satu unit bertambah menjadi tiga unit, kan berkembang hingga ratusan unit.

Di bawah bendera Semesta Guna Group, ia mewujudkan targetnya untuk membangun 2.000 unit rumah sederhana. Kini pemuda ganteng dan sholeh yang telah meraih sekurangnya 8 penghargaan nasional maupun internasional ini, tengah mewujudkan impiannya. Yaitu mendirikan perusahaan yang dapat mempekerjakan 100 ribu orang guna menurunkan tingkat pengangguran. Pada tahun 2007 ia mendirikan Elang Group. Dengan kerja kerasnya, ia telah menelurkan beberapa perumahan rakyat dan proyek infrastruktur, seperti Griya Salak Endah, Griya PGRI Ciampea Endah, Lido, Jaya Bakti Permai, dan Taman Griya Asri.

Kesuksesan Elang Gumilang tidak dicapai secara instan. Ia membuktikan bahwa sukses dapat diraih karena kerja keras dan kegigihan. Dua hal tersebut dapat menjadi inspirasi untuk kita terapkan dalam meraih sukses di usia muda seperti Elang Gumilang.




Dari berbagai sumber :