Minggu, 14 September 2014

Ganteng-Ganteng Pengusaha Muda (Part 3) : Nicholas Kurniawan


 " Life is not about waiting for the storm to pass, it’s about dancing in the rain”
- Nicholas Kurniawan -


Berdagang ikan hias nampaknya bukan bisnis yang keren dan banyak dilirik anak muda jaman sekarang. Ikan hias umumnya dijual di pinggir jalan, mall, toko ikan dan perlengkapannya, atau di toko hewan. Namun di tangan dingin pelajar ini, ikan hias mampu menghasilkan pundi-pundi dollar dan membiayai kuliahnya di universitas bergengsi. Kejelian melihat peluang usaha membuatnya sukses, hingga dinobatkan menjadi eksportir ikan hias termuda di Indonesia. Dalam Ganteng-Ganteng Pengusaha Muda kali ini, kita akan belajar dari kisah pengusaha muda ini. Pemuda yang lahir di Jakarta, 29 Januari 1993 ini namanya semakin dikenal setelah memenangkan kompetisi wirausaha pada tahun 2013, Nicholas Kurniawan.
Nicholas berasal dari keluarga sangat sederhana. Ia mulai berdagang sejak duduk di bangku kelas 2 SD, seperti menjual mainan dan makanan. Pernah juga berjualan baju saat SMP. Ia tidak gengsi untuk menawarkan berbagai MLM dan asuransi. Bisnis ikan hiasnya diawali ketika Nicholas bersekolah di SMA Kolese Kanisius. Berawal dari sepaket ikan terapi, garra rufa, yang diberikan temannya. Karena ia kurang menyukai ikan itu, maka ia menjualnya di forum jual beli kaskus agar tidak mati. Tanpa menunggu waktu lama, ikan tersebut laku bahkan masih banyak yang berniat membeli. Nicholas  melihat peluang tersebut, lalu menghubungi temannya dan mencari supplier ikan dengan harga murah. Ia mempelajari seluk beluk tentang ikan secara otodidak dan membuat toko online "Garra Rufa Center". Di usianya yang ke-17, Nicholas mampu mengumpulkan keuntungan bersih 2 sampai 3 juta Rupiah setiap bulannya.

Kesuksesan Nicholas harus dibayar dengan pengalaman pahit. Ia sempat tidak naik ke kelas 3 SMA. Hal ini menjadi pukulan berat baginya, mengingat selama ini dirinya adalah pelajar berprestasi dan meraih nilai matematika tertinggi. Nicholaspun memutuskan pindah sekolah ke SMA Santo Bellarminus untuk mengurangi beban malu orang tuanya. Kegagalannya tidak lantas membuat dia patah arang. Dari pengalaman itu ia semakin menjadi pribadi yang rendah hati. Nicholas ingin bangkit dan membuat orang tuanya bangga, dengan masuk ke Prasetiya Mulya Business School setelah lulus SMA. Namun, untuk masuk ke universitas tersebut membutuhkan biaya yang tak sedikit, sekurang-kurangnya 100 juta Rupiah. Itu artinya dia harus menabung 10 juta Rupiah per-bulan, dalam 1 tahun.

Nicholas memutar otak. Agar dapat mengumpulkan uang lebih banyak, ia mendapat ide untuk menjadi eksportir ikan hias. Dia bertanya kepada para eksportir lainnya yang telah sukses dan expert. Bukannya ilmu yang didapat, tetapi ia malah diremehkan dan diragukan karena usianya yang masih muda. Nicholas belajar secara otodidak lagi. Ia membuat website seprofesional mungkin dari hasil berguru dengan internet dan website-website eksportir. Sempat ragu apakah ia berhasil mengumpulkan uang sebanyak itu, Nicholas mencoba peruntungannya untuk mendapatkan beasiswa. Akan tetapi setelah dua kali mengikuti seleksi, dia harus puas pada grade B sehingga tidak berpeluang mendapat beasiswa.

Nicholas kembali pada rencananya semula untuk mengumpulkan uang dari mengekspor ikan. Lagi-lagi cobaan datang, ia tertipu oleh salah satu partnernya. Uang 30 juta yang dikumpulkan selama berbulan-bulanpun terpaksa ia relakan. Tetapi Tuhan memiliki rencana lain. Tepat di bulan terakhir pendaftaran Prasetya Mulya Business School, ia mendapat banyak order dari customer yang semula langganan dari partner Nicholas yang menipunya. Nicholas akhirnya dapat mengumpulkan tabungan 100 juta Rupiah dan masuk ke universitas yang diimpikannya. Berbagai pernghargaan pernah ia raih, seperti 2nd Winner of HIPMI New Entrepreneur Awards, Kaskus Inspirational Business Owner, UGM National Business Case Competition, dan Prasetiya Mulya Business Plan Competition serta Marketing Research.

Bagi Nicholas Kurniawan, sukses adalah pertemuan antara kesempatan dan persiapan. Tanpa kesempatan, mungkin persiapan nampak sia-sia. Namun tanpa persiapan, akan membuat kesempatan menjadi sia-sia. Dari kisah sukses pengusaha muda dan ganteng ini, kembali lagi kita belajar bahwa keyakinan dan kegigihan adalah salah satu kunci untuk membuka pintu kesuksesan. If you can dream it, you can do it.






Sumber :
http://www.nicholaskurniawan.com/

Ganteng-Ganteng Pengusaha Muda (Part 2) : Reza Nurhilman


 

Di episode Ganteng-Ganteng Pengusaha Muda ke-dua ini, rasanya lebih enak jika kita membacanya sambil ngemil keripik Maicih. Siapa yang tidak kenal dengan keripik Maicih? Keripik pedas dengan varian level 1 - 10 ini mulai booming sejak saya kuliah. Reza Nurhilman atau yang akrab disapa AXL adalah sosok di balik kesuksesan keripik berlogo nenek berciput tersebut. Usahanya dimulai pada pertengahan tahun 2010 dengan modal 15 juta Rupiah. Bermula dari kejeliannya melihat peluang pada keripik yang hanya dikenal sebagai makanan kampung. Kemudian ia kemas dengan level kepedasan 1 - 10, sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia yang senang makan makanan pedas.

Pengusaha ganteng kelahiran kota kembang, 29 September 1987 ini, memanfaatkan sosial media twitter sebagai sarana marketing. Strategi pemasarannya yang unik sukses membuat konsumen penasaran akan keripik Maicih. Tak heran #InfoMaicih seringkali menjadi trending topic. Dengan pemasaran keliling dan "merekrut" jenderal di beberapa kota sebagai marketer, Maicih kini telah merambah kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, dan kota-kota lainnya. Kapasitas produksi Maicih mencapai 2.000 bungkus per-hari. Omset keripik yang memiliki tagline "For Icihers with Love" ini bisa mencapai 30 juta per-hari. Tidak berpuas diri terhadap pasar dalam negeri saja, Maicih segera mengembangkan sayapnya ke skala internasional dengan mengusung merk "Spicy Granny".
  
Berpikir out of the box dan jeli melihat peluang usaha menjadi inspirasi yang dapat kita petik dari kisah sukses Presiden Maicih, Reza Nurhilman. Setelah sukses dengan keripik Maicih, Reza Nurhilman tidak berhenti di sini. Ia merambah bidang properti dengan mendirikan PT Maicih Sinergi. Beberapa proyeknya antara lain : Komplek Perumahan Sinergy Asri Cipageran, Komplek Perumahan Sariwangi Sinergy, dan Komplek Perumahan Sumedang Sinergy Residence. 



Dari berbagai sumber :

Ganteng-Ganteng Pengusaha Muda (Part 1) : Elang Gumilang





Ganteng-Ganteng Pengusaha Muda seri pertama menampilkan biografi Elang Gumilang, yang namanya semakin dikenal setelah ia mengikuti kompetisi wirausaha mandiri di tahun 2007. Pengusaha muda ini memulai usahanya sejak bangku sekolah. Mulai dari berjualan donat, sepatu, lampu neon, minyak goreng, lembaga kursus, hingga pemasar perumahan pernah ia lakoni. Lika-liku usaha membawanya berlabuh pada bidang properti sebagai developer perumahan, perkantoran, dan infrastruktur lainnya.

Ketika mahasiswa pada umumnya sibuk dengan kuliah dan hang out dengan teman, tidak dengan pemuda kelahiran Bogor, 6 April 1985 ini. Elang Gumilang memulai bisnis propertinya sejak kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB), yaitu pada awal tahun 2005. Berawal dari sepetak tanah yang dibeli dengan modal patungan bersama teman-teman SMA dan kuliahnya. Ia lantas membangun rumah berukuran 22 m2 dengan luas tanah 60 m2. Rumah sederhana yang dijual dengan harga terjangkau tersebut langsung laku. Dari sinilah ia melihat peluang untuk membangun perumahan sangat sederhana bagi rakyat kecil. Rumah yang dibangunnya dari satu unit bertambah menjadi tiga unit, kan berkembang hingga ratusan unit.

Di bawah bendera Semesta Guna Group, ia mewujudkan targetnya untuk membangun 2.000 unit rumah sederhana. Kini pemuda ganteng dan sholeh yang telah meraih sekurangnya 8 penghargaan nasional maupun internasional ini, tengah mewujudkan impiannya. Yaitu mendirikan perusahaan yang dapat mempekerjakan 100 ribu orang guna menurunkan tingkat pengangguran. Pada tahun 2007 ia mendirikan Elang Group. Dengan kerja kerasnya, ia telah menelurkan beberapa perumahan rakyat dan proyek infrastruktur, seperti Griya Salak Endah, Griya PGRI Ciampea Endah, Lido, Jaya Bakti Permai, dan Taman Griya Asri.

Kesuksesan Elang Gumilang tidak dicapai secara instan. Ia membuktikan bahwa sukses dapat diraih karena kerja keras dan kegigihan. Dua hal tersebut dapat menjadi inspirasi untuk kita terapkan dalam meraih sukses di usia muda seperti Elang Gumilang.




Dari berbagai sumber :

Kamis, 11 September 2014

5 Cara Mendapatkan Modal Usaha (Tanpa Pinjaman)

Deal via www.college.monster.com


"Banyak jalan menuju Roma, banyak jalan pula untuk mendapatkan modal usaha."

Menjadi pengusaha tidak hanya membutuhkan kreativitas dan keberanian. Banyak orang yang ingin memiliki usaha sendiri, tetapi selalu mengeluhkan,"Ah! tidak punya modal". Tidak sedikit pula yang berkelit,"Modalnya darimana?". Alih-alih membuka usaha, yang ada usaha tidak segera jalan karena modal jadi kendala.

Jika kita memiliki keinginan kuat menjadi pengusaha, akan ada banyak cara memperoleh modal. Namun, sayangnya banyak di antara kita kurang jeli melihat peluang tersebut. Berikut saya beberkan beberapa kiat memperoleh modal usaha yang low risk tanpa melakukan pinjaman, berdasarkan pengalaman saya pribadi maupun beberapa rekan saya.

1. Investor.

Investor bisa berasal dari kalangan pengusaha, maupun karyawan yang memiliki uang tetapi tidak punya waktu untuk mengelola usaha. Agar dapat menjaring investor, pastikan kita memiliki business plan yang jelas dan laporan keuangan yang transparan. Secara garis besar, business plan menjelaskan tentang produk / jasa, tujuan jangka panjang, proyeksi BEP (Break Event Point) atau balik modal, dan proyeksi keuntungannya. Sehingga investor tidak ragu menginvestasikan uangnya pada bisnis kita. Sistem yang diterapkan dapat berupa bagi hasil antara investor dan pengelola usaha, sesuai besaran saham yang disepakati. Pastikan ada perjanjian kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) yang jelas agar tidak ada pihak yang dirugikan.


2. Patungan.

Cara mendapatkan modal usaha yang satu ini banyak diminati karena risiko kerugian yang ditanggung kecil. Sebab keuntungan dan kerugian ditanggung bersama. Semakin banyak pemilik saham, maka kerugian yang ditanggung semakin kecil. Namun, keuntungan yang didapat juga semakin kecil. Sistem yang diterapkan sama dengan modal dari investor (no.1), yaitu bagi hasil sesuai saham yang diinvestasikan masing-masing. Penting sekali membuat perjanjian kerja sama (MoU) untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.


3. Kompetisi Wirausaha.

Beberapa tahun belakangan, banyak perusahaan dan instansi yang mengadakan kompetisi wirausaha dengan hadiah berupa modal usaha. Tidak hanya sebagai Corporate Social Responsinility (CSR) perusahaan, kompetisi tersebut turut berkontribusi menumbuhkan bibit-bibit pengusaha di Indonesia. Namun, untuk dapat mengikuti kompetisi ini harus memenuhi kriteria dan persyaratan yang ditetapkan masing-masing perusahaan. Misalnya : peserta telah memiliki usaha dengan jangka waktu minimal 1 tahun, memiliki manfaat sosial, mencapai omset yang telah ditentukan, dan memiliki business plan. Peserta kompetisi tidak hanya berpeluang mendapat modal usaha hingga ratusan juta Rupiah, tetapi juga mendapat pembekalan kewirausahaan. Banyak jebolan dari kompetisi wirausaha yang semakin sukses dalam bisnis, seperti Odi Anindito (Coffee Toffee), Elang Gumilang (Developer), dan Hendy Setiono (Kebab Turki Baba Rafi).

Apabila tertarik mengikuti kompetisi wirausaha, beberapa perusahaan dan instansi ini mengadakan kompetisi setiap tahunnya :

- Wirausaha Muda Mandiri oleh Bank Mandiri.
- Diplomat Success Challenge oleh Wismilak Group.
- Lomba Inovasi Bisnis Pemuda oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
- Wanita Wirausaha Femina oleh Femina.
- Global Student Entrepreneur Awards (GSEA) oleh Entrepreneurs' Organization.
- Kompetisi Business Plan BNI Co-Creators oleh Bank BNI.


4. Multilevel Marketing (MLM).

Bergabung dengan Multivelel Marketing (MLM) biasanya tidak membutuhkan modal besar. Hanya berkisar puluhan hingga ratusan ribu Rupiah. Tetapi jika ada MLM yang modal awalnya mencapai jutaan Rupiah, sebaiknya pertimbangkan kembali apakah hasil yang didapat sepadan dengan yang dikeluarkan (pendaftaran dan tutup poin setiap bulannya).

Sebelum bergabung dalam bisnis MLM, pastikan sekurang-kurangnya 3 hal ini terpenuhi :

Produk dibutuhkan banyak orang dan harganya masuk akal.
Produk yang bermanfaat dan dibutuhkan banyak orang akan lebih mudah dipasarkan. Jika MLM yang diikuti tidak memiliki produk, bisa jadi bisnis tersebut bukanlah MLM melainkan money game. Contohnya seperti arisan yang belakangan ini sedang popular. Harga juga menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam membeli produk. Penting untuk survey pasar terlebih dahulu sebelum memutuskan bergabung dengan suatu MLM.

Sistem tidak rumit dan bonusnya menguntungkan.
Beberapa MLM menerapkan sistem binary, double binary, atau matahari. Semakin banyak frontline ('kaki' langsung di bawah kita), akan semakin berat menjalankannya. Perhatikan juga sistem tutup point-nya, yaitu produk yang harus dibelanjakan setiap bulannya agar bonus dapat cair dan untuk kenaikan peringkat. Jangan sampai tutup poin memberatkan kantong kita. Pernah ada teman saya yang mengikuti MLM bukannya untung tetapi semakin rugi, sampai menjual barang-barang berharganya. Bagaimana tidak, untuk mengejar kenaikan peringkat ia harus melakukan tutup poin hingga jutaan Rupiah. Namun, peringkat tidak teraih dan bonus yang didapat juga lebih sedikit dari tutup poinnya.

Orang yang mengajak kita bergabung (upline) kita dapat dipercaya dan mau mensupport.
Dampingan upline sangat dibutuhkan pada masa awal kita bergabung dengan bisnis ini sebab masih kurangnya pengetahuan terhadap produk dan marketing plan. Sedangkan kerja sama team dibutuhkan untuk mempercepat perluasan jaringan dan saling mensupport tentunya. Tidak sedikit pelaku MLM yang kurang bersemangat karena bekerja sendiri tanpa adanya team.

MLM menawarkan penghasilan yang besar dengan modal yang kecil, asalkan kita benar-benar bekerja keras. Di samping bonus yang menggiurkan, secara tidak langsung mental kita juga terasah. Salah seorang kenalan saya yang sukses di bisnis MLM, kini memiliki usaha di bidang properti di Semarang. Modal usaha yang mencapai ratusan juta Rupiah ia peroleh dari menekuni bisnis MLM dari nol. Ada juga rekan saya yang dulu bekerja sebagai Satpam di salah satu bank swasta di Jakarta. Kini ia memiliki usaha kuliner dan laundry yang modalnya diperoleh dari bisnis MLM serupa.


5. Kuis / Kontes.

Mengikuti kuis atau kontes bisa jadi alternatif untuk mendapatkan modal usaha lho. Kuis berhadiah uang tunai, gadget, hingga peralatan yang mungkin dibutuhkan dalam usaha kita, kini semakin menjamur. Namun, sayang sekali banyak kuis yang pemenangnya ditentukan berdasarkan voting. Sehingga tidak heran jika ada peserta yang tidak sportif. Oleh karena itu, saya lebih suka mengikuti kuis atau kontes yang mengandalkan skill dan kreativitas. Informasi mengenai kuis dan kontes yang sedang diadakan bisa Anda lihat disini atau disini.


Jadi, masih bingung mencari cara mendapatkan modal usaha selain kredit di Bank? Semoga salah satu dari 5 (lima) cara di atas dapat menjadi solusi bagi Anda. Jika ada cara lain atau ada pengalaman Anda memperoleh modal usaha, silakan dibagikan pada kolom komentar di bawah artikel ini. Semoga bermanfaat.

Rabu, 10 September 2014

Quiz Hunter Story : Menang Kontes Meme Berhadiah 15 Juta

 Ramadhan Penuh Berkah via https://goriau.com


Bulan Ramadhan tahun ini benar-benar penuh berkah bagi saya. Alhamdulillah apa yang saya perlukan terpenuhi. Pas lagi butuh mukena, eh dapat mukena dua sekaligus. Dari Pak Bupati dan teman saya yang bekerja di Dinas Perkebunan. Pas lagi butuh modal untuk usaha catering, eh dapat hadiah kuis. Nggak tanggung-tanggung, saya dapat uang tunai 15 juta! Apa?! 15 juta?! Iya 15 juta.. Rasanya kayak ketiban durian raksasa runtuh.

Awalnya terinspirasi oleh seorang teman namanya Bangun. Setiap ikut kuis dia sering menang. Mulai dari uang tunai, gadget, hampers, voucher, sampai dinner bareng Luna Maya. Benar-benar mbahnya kuis dia.

Akhirnya Bulan Juli lalu saya iseng-iseng ikutan beberapa kuis di twitter, salah satunya @Serbakuis. Karena moment-nya saat itu adalah Bulan Ramadhan dan Piala Dunia, jadi kebanyakan kuisnya seputar 2 (dua) hal itu. Salah satu kuis yang saya ikuti yaitu kontes meme Warcup yang diadakan oleh Telkomsel. Cara mainnya gampang. Kita jagokan salah satu timnas yang main di piala dunia, lalu buat meme untuk dukung jagoan kita. Meme yang sudah jadi di upload di website yang sudah ditentukan.
Hadiahnya lumayan banyak dan gedhe gaes, ada hadiah mingguan dan grandprize yang diumumkan di akhir periode. Motivasi saya ikut kontes itu awalnya pengen banget menang hadiah mingguan, hadiahnya Samsung Galaxy Tab. Alasannya sih, tab saya rusak dan harus masuk 'bengkel' waktu itu.

Bermodalkan Adobe Photoshop, saya download beberapa gambar pemain bola dan timnas yang saya dukung. Kemudian saya edit deh. Oh iya, saya dari dulu dukung beberapa Timnas : Jerman, Belanda, dan Argentina. Tapi world cup tahun 2014 ini saya dukung Jerman maksimal gaes. Karena pemainnya bagus-bagus dan permainannya konsisten dari awal sampai akhir. Semoga timnas kita bisa seperti itu yes *hiks*.

Hampir saja saya tidak jadi ikut kontes tersebut karena susah sekali upload gambarnya. Sampai saya ke warnet, saya kira koneksi internet atau pc saya yang bermasalah. Saya coba lagi dan lagi, sampai Ibu saya berkali-kali bilang "yang sabar...", karena lihat saya jengkel sendiri. Lalu saya coba download gambar asli dari website tersebut. Kemudian saya cek size, height, dan weight-nya. Ternyata usut punya usut, gambar saya size-nya terlalu besar. Akhirnya saya compress dan coba upload lagi. Suksesss! Tinggal tunggu pengumumannya.

Saya agak cuek juga sih setiap ikut kuis. Kalau menang ya alhamdulillah, kalah ya berarti belum rejekinya. Sampai di akhir periode juga saya sering lupa ngecek siapa yang menang. Pengumuman pemenang Warcup mingguan dilakukan setiap hari Senin. Jadi waktu itu (hari Senin di minggu terakhir), saya cek siapa yang jadi pemenang mingguan. Tapi tidak ada satupun nama saya di situ *huks*. Kecewa sih, tapi ya santai saja masih banyak kuis yang lain.

Tengah malam tanggal 25 Juli 2014, saya masih di depan TV karena insomnia. Bosan dengan film perang-perangan, akhirnya saya online dan buka twitter. Ada beberapa notification yang dari kemarin belum saya baca. Salah satunya dari orang yang saya tidak kenal, dia ngetweet gini,"Selamat @septikurnias kamu menang 15 juta lho....." Hah?! 15 juta apaan? Batinku.

Saya scroll lagi ke bawah, ternyata ada notification yang hampir sama. Tapi saya masih belum ngeh juga. Alhasil saya buka timeline Telkomsel untuk memastikan apakah benar yang mereka bilang kalau saya menang grandprize kontes meme. Eng ing eeeeng.... Kira-kira beginilah twitpic dari official twitternya Telkomsel :




Alhamdulillaaaaah.... Seketika itu saya langsung melek. Telkomsel berhasil membuat saya tidak bisa tidur sampai pagi.

Setelah melewati prosedur konfirmasi data diri, pemotongan pajak, dan sebagainya, hadiah uang tunai sukses ditransfer bulan Agustus ini. Akhirnya dapat modal untuk usaha, meskipun usahanya baru mulai Bulan Oktober

"If there is a will, there is a way."


Ini adalah beberapa meme yang saya ikutkan dalam kontes Warcup :




 








 

Untuk pendukung Brasil dan Argentina, ini cuma meme jangan marah yaa :D
Tips dari saya untuk menang kontes meme? Tidak ada. Yang penting berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Agar selalu update info-info kuis klik di sini. Sampai ketemu di Bulan Ramadhan dan World Cup selanjutnya. Sekian dan semoga bermanfaat.

Selasa, 09 September 2014

Kisah Empat Lilin



Sewaktu kecil saya ingin cepat dewasa. Saat sekolah, saya ingin segera kuliah. Saat kuliah, saya ingin segera lulus dan bekerja. Namun setelah bekerja, saya baru menyadari betapa cepatnya waktu berputar. Jika saya dapat menghentikan waktu sejenak....saja, akan saya hentikan sekedar untuk menarik nafas dalam-dalam.

Di masa kecil, kita belum tahu apa-apa. Yang kita tahu hanya bermain, belajar, dan bercanda seakan tak ada beban. Ketika beranjak dewasa, semakin kita mengenal dunia dan segala permasalahan di dalamnya. Bagai hukum rimba, siapa yang kuat mentalnya akan bertahan. Ketika langkah hidup semakin berat, tetaplah percaya akan harapan. Selama ada harapan dalam hati kita, semangat hidup tidak akan padam.

Kisah Empat Lilin
Pada suatu malam yang gelap, ada 4 lilin yang menyala menerangi ruangan. Sedikit demi sedikit lilin-lilin tersebut meleleh dan kian redup. Dalam suasana sunyi, terdengarlah percakapan antara mereka.

Lilin pertama berkata,"Aku adalah Perubahan. Namun, manusia tak mampu berubah menjadi lebih baik. Mereka terlena dengan kesenangan. Mereka lebih suka bermalas-malasan. Lebih baik aku memadamkan diriku saja." Kemudian sedikit demi sedikit sang lilin pertama padam.

Lilin kedua berkata,"Aku adalah Iman. Sayangnya aku tidak berguna lagi. Manusia semakin tak  mengenalku. Beribadahpun tak tepat waktu hanya karena lebih mementingkan kesenangan dunia mereka. Karena itulah, tidak ada gunanya aku tetap menyala."
Perlahan-lahan, lilin keduapun padam.

Lilin ketiga dengan sedihnya berkata,"Aku adalah Cinta. Akupun tak mampu lagi untuk tetap menyala. Manusia hanya mencintai kekasihnya saja. Hingga mengabaikan orang yang sudah pasti menyayanginya, yaitu orang tua dan keluarga."
Lalu padamlah lilin ketiga karena hembusan angin.

Tak lama kemudian, seorang anak masuk dan melihat ketiga lilinnya telah padam. Karena takut akan kegelapan, ia berkata,"Apa yang terjadi? Kalian harus tetap menyala! Aku takut akan kegelapan..." Si anak menangis terisak.

Lilin keempat yang tidak padam berkata pada si anak,"Jangan takut, janganlah menangis. Selama aku masih ada dan menyala, kita dapat menyalakan ketiga lilin lainnya. Aku adalah Harapan."

Si anak mengusap air matanya dan mengambil lilin keempat. Dengan lilin keempat, ia menyalakan kembali ketiga lilin lainnya. Jangan pernah padam, Harapan.
 "Harapan selalu ada bagi mereka yang percaya."