Sumber gambar : www.abudhabievents.ae
Masjid yang juga dikenal dengan nama masjid bunga ini memiliki arsitektur dan sejarah pembuatan yang mengagumkan. Tidak hanya indah, tetapi juga "menyampaikan" pesan mengenai toleransi, cinta, dan saling pengertian antar budaya yang berbeda.
Masjid Agung Sheikh Zayed terletak di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dibangun pada
era sembilan puluhan dan dibuka untuk umum pada tahun 2007. Berdasarkan acara yang saya
lihat, membutuhkan waktu sekitar 12 tahun untuk menyelesaikan masjid
ini.
Penggagas pendirian masjid indah ini ialah Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, presiden pertama sekaligus pendiri negara Uni Emirat Arab. Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan lahir pada tahun 1918 di Kota Al Ain. Beliau dikenal karena kesabarannya, ketekunan, kemampuan menyelesaikan perselisihan antar suku, optimisme, dan kebijaksanaannya. Sheikh Zayed wafat pada 2 November 2004 dan dimakamkan di sisi utara Masjid Agung Sheikh Zayed. Beliau merupakan sosok pemimpin yang kuat akan wawasan dan visi, menjunjung tinggi toleransi, serta mampu membangun negara modern dan canggih namun tetap menjaga identitas budaya bangsanya.
Masjid
dengan arsitektur modern ini dibangun pula untuk tujuan sejarah dan menyampaikan pesan perdamaian. Dengan
menggabungkan arsitektur masa lalu dan masa kini secara harmonis, konsep
keragaman diwujudkan oleh Sheikh Zayed dengan membangun Masjid Agung ini.
Sumber gambar : www.dzooom.com
Masjid Agung Sheikh Zayed dikelilingi
oleh area taman yang indah, dilengkapi dengan kolam dan air mancur.
Terdiri dari 4 menara dan 82 kubah yang mewakili gaya Islam yang
berbeda, masjid ini dapat menampung lebih dari 40.000 jamaah.
Diantaranya 10.000 di dalam (internal) dan 30.000 di luar (eksternal).
Pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed melibatkan lebih dari 38 kontraktor dan ribuan pekerja. Sangat tidak mudah membangun masjid yang lokasi awalnya adalah padang pasir, bukan tanah seperti di negara kita. Cuaca yang panas membuat banyak pekerja yang pingsan dan membutuhkan penanganan medis akibat dehidrasi. Negara UEA memang kaya akan minyak buminya, tetapi untuk mendapatkan air di sana tidaklah mudah. Air diperoleh dari penyulingan air laut menjadi air tawar. Ditambah dengan cuaca gurun yang ekstrim. Badai pasir yang seringkali melanda mengakibatkan pekerjaan terhenti sejenak. Pekerja juga pernah diliburkan ketika Mantan Presiden Amerika, George Bush, berkunjung untuk melihat pembangunannya.
Pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed juga melibatkan ahli dan pekerja dari negara-negara lain, seperti Yunani, Italia, Jerman, Cina, Austria, India, dan Selandia Baru. Dari pembangunan masjid yang melibatkan beberapa negara saja kita dapat melihat sikap toleransi. Baik muslim maupun nonmuslim, mereka bergotongroyong untuk tujuan yang sama, yaitu membangun Rumah Allah dengan sebaik-baiknya.
Tidak hanya arsitekturnya yang menggambarkan keragaman budaya, bahan-bahan yang digunakan untuk pembangunan masjid inipun didatangkan dari negara-negara lain. Seperti karpet yang digunakan di dalam masjid, yang ditenun oleh 1.200 pekerja dari Iran. Karpet ini terbuat dari benang wol dan kapas. Pembuatannya memakan waktu selama 2 tahun, mulai dari desain hingga pengerjaannya. Wow, saya tidak bisa membayangkan berapa meter benang yang digunakan dan berapa mesin dry cleaner yang digunakan untuk membersihkannya. Tidak heran jika karpet di Masjid Agung Sheikh Zayed menjadi karpet terbesar di dunia.
Sumber gambar : www.worldfortravel.com
Masjid ini juga memiliki lampu kristal terbesar di dunia. Saking besarnya, di dalam lampu ini ada tangga yang digunakan oleh teknisi untuk mengecek lampu LED di dalamnya. Terbuat dari kristal dengan kerangka stainless steel yang dilapisi emas dan kuningan berlapis emas, serta panel kaca bertahtakan kristal swarovski. Lampu ini dibuat oleh Faustic di Munich, Jerman. Lampu kristal dengan berat sekitar 12 ton ini dilansir akan tahan selama ribuan tahun. Saya jadi pengen punya satu di rumah. Hehehe
Sumber gambar : www.e-architect.co.uk
Setiap sudut ruangan masjid dihiasi dengan ornamen berlapis emas dan kaligrafi dengan tinta emas. Lantai dan ornamen bunga di dinding masjid terbuat dari marmer putih dan marmer berwarna-warni. Marmer putih (sivec marble) yang digunakan berasal dari Macedonia. Saya baru tau selama ini Macedonia yang lebih dikenal dengan kacang Macedonia-nya, ternyata memiliki tambang marmer putih terbesar di dunia Seperti kita ketahui, marmer putih sudah digunakan untuk membuat bangunan pada masa Yunani kuno. Jadi bisa kita bayangkan seberapa awet dinding dan lantai masjid tersebut nantinya.
Sumber gambar : islamicspots.blogspot.com
Sumber gambar : www.glamgrid.com
Sumber gambar : www.aroundtheworldin1000days.com
Di bagian eksterior Masjid Agung Sheikh Zayed, terdapat lantai berbahan marmer putih berhias ornamen bunga dari marmer warna-warni. Sheikh Zayed menyukai warna putih, sebagai simbol kesucian dan kesalehan.
Baginilah lantai luar masjid jika dilihat dari udara. Titik-titik hitam kecil yang terlihat di atasnya adalah orang yang sedang berdiri di lantai tersebut. Sangat luas bukan?
Sumber gambar : www.eldezine.com
Di atas kubah Masjid Agung Sheikh Zayed terdapat penangkal petir berlapis emas, yang dipasang oleh tenaga ahli dari Malaysia. Sedangkan bagian dalam kubah berhias karya seni tradisional Maroko. Luar biasa ada tenaga ahli dari Malaysia yang ikut berkontribusi dalam pembangunan salah satu masjid terbesar di dunia. Semoga suatu saat nanti ada tenaga ahli dari Indonesia yang juga berkontribusi secara positif dalam pembangunan masjid terbesar lainnya.
Sumber gambar : www.ahlanlive.com
Masjid Agung Sheikh Zayed dibuka pada pukul 9 pagi hingga 10 malam. Pada malam hari, kita bisa melihat cantiknya lampu yang menyorot ke dinding luar dan kubah. Iluminasi dari lampu sorot yang ada di tiap menara menyesuaikan fase bulan. Misalnya bulan mati, bulan sabit, hingga bulan purnama.
Sumber gambar : www.glamgrid.com
Sumber gambar : www.glamgrid.com
Berbeda dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
yang hanya dapat dikunjungi oleh umat muslim, Masjid Agung Sheikh Zayed dapat dikunjungi oleh
siapapun, baik muslim maupun nonmuslim. Tentunya dengan menjaga etika
yang telah ditetapkan, seperti menggunakan pakaian panjang, tidak
transparan, serta menjaga sikap (tidak berpegangan tangan, tidak
berciuman, dll).
Subhanallah. Berada di "Rumah Allah" seindah ini tentunya menghadirkan
atmosfir tersendiri bagi kita umat muslim. Semoga suatu saat kita bisa berkunjung ke Masjid Agung Sheikh Zayed untuk melihat secara langsung pesan toleransi yang dipersonifikasikan melalui arsitektur dan ornamen yang menghiasinya.