Senin, 13 Juli 2015

Pesan dari Pak Dirut




Semangat pagi!

Maaf ya lama banget nggak nulis. Sibuk cari uang saku lebaran... Hehehe ^^
Senang sekali sekarang saya diberi kesempatan sama Allah untuk "menimba" ilmu lagi di salah satu Bank BUMN dengan slogan "Terdepan, Terpercaya, Tumbuh Bersama Anda". Saya bekerja lagi nih sebagai marketing, sesuai passion saya. Tapi alhamdulillah bisnis grosir sembako tetap jalan walau tidak saya kelola langsung.

Di pekerjaan yang baru ini, ada sosok yang bikin saya kepo tentang kisah suksesnya. Berawal dari  membaca sambutan Beliau di halaman CEO Note majalah Bank. Dari tulisannya terlihat kalau Beliau smart banget, menyampaikan visi misi dengan sistematis, dan menutupnya dengan kata-kata ajakan yang menurut saya strategi marketing. Mengutip kata-kata Billy Boen,"Usianya tidak lagi belia, namun semangatnya muda membara. Tutur katanya teratur dan tidak ngelantur. Menjadi Direktur Utama di kantor milik pemerintah tak membuatnya terjebak pada gaya kepemimpinan di BUMN yang umumnya kaku dan serba mengatur." Pak Direktur Utama yang dimaksud adalah Budi Gunawan Sadikin. Namanya tentu nggak asing kan...

Sabtu, 23 Mei 2015 yang lalu dalam Young On Top National Conference (YOTNC) 2015, Budi G Sadikin menjadi salah satu pembicara di hadapan 1500 anak muda peserta konferensi tersebut. Beliau menceritakan perjalanan akademis serta kariernya, dan membagi pesannya untuk kita :

CERMAT MENGAMBIL KESEMPATAN
Ketika SMA, Pak Budi mendapat kesempatan mengikuti 3 perlombaan pada waktu bersamaan : pemilihan pelajar teladan, kompetisi karya ilmiah di LIPI-TVRI, dan lomba Paskibraka nasional. Pada saat itu Beliau menjuarai pemilihan pelajar teladan. Dalam kompetisi LIPI, Pak Budi menjadi juara III. Sedangkan pada lomba Paskibraka, Beliau harus terhenti pada tahap seleksi di Bandung.

Seandainya pada saat itu Pak Budi hanya mengikuti 1 lomba dan kesempatan untuk mengikuti 2 lomba lainnya diberikan kepada temannya, mungkin hasilnya akan lebih optimal dan memberikan kesempatan kepada teman-temannya untuk berprestasi juga. Pengalaman tersebut mengajarkan Beliau untuk lebih jeli mengambil kesempatan dan tidak mengikuti keinginan pribadi untuk selalu unggul di semua bidang.


JANGAN SOMBONG

Ketika berkuliah di ITB, Pak Budi memiliki teman bernama Agus Sugiyani yang kini telah bergelar Doktor. Pak Agus selalu lebih unggul dari Beliau dalam mata kuliah telematika, sekalipun Pak Budi berusaha lebih keras. Hal ini membuat Pak Budi penasaran dan ingin belajar bersama Pak Agus. Suatu ketika pukul 22.00 WIB, Pak Agus pamit tidur duluan karena tidak biasa tidur malam. Pak Budi berpikir, kesempatan.. Beliaupun belajar lebih keras sampai jam 03.00 WIB dengan harapan nilainya lebih unggul. Tapi setelah ujian, Pak Agus tetap lebih unggul nilainya. Dari situ Pak Budi belajar, di atas langit masih ada langit, karena itu jadi orang tidak boleh sombong.


JANGAN MENGEJAR GAJI BESAR

Setelah lulus dari ITB, Pak Budi sempat ditawari bekerja di perusahaan asing dengan gaji 25ribu dollar AS atau sekitar 5juta pada masa itu. Padahal gaji di perusahaan lain umumnya sekitar Rp 750ribu. Namun, Beliau menimbang-nimbang kembali. Gaji besar belum tentu barokah, karena tuntutan pekerjaan yang diberikan juga sangat besar. Pak Budi harus bekerja di hutan dengan mayoritas karyawan laki-laki. Uang banyak membuat para pria ingin bersenang-senang, terkadang dengan cara yang tidak sesuai dengan hati nuraninya.

Ketika itu datang penawaran dari perusahaan asing lainnya dengan gaji lebih rendah, sekitar Rp 3juta. Ayah Pak Budi berpesan agar anaknya tidak mencari pekerjaan dengan gaji besar, namun baik juga untuk mencari pekerjaan yang memberikan banyak pengalaman. Pesan tersebut terbukti benar, Pak Budi ditempatkan di Jepang dan mendapatkan banyak pengalaman yang membawa kesuksesan pada masa depan karier Beliau.





Sumber : "Impactful Leader," Majalah Mandiri Edisi 408, hal.17

1 komentar:

  1. Bisa jadi banyak belajar dari Tulisan ini, makasih mbak, Kalau saya Paling Suka Baca Cerita Perjuangan Pebisnis terutama yang bergerak dibidang Bisnis Kuliner, apalagi yang kisahnya dimulai dari nol dan bahkan dalam keadaan yang minus,selain sangat menyentuh hati, bisa jadi cambuk saya Pribadi dalam menjalankan Bisnis Internet yang saya Tekuni,

    Terimakasih atas Tulisan Inspiratifnya.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung.
Feel free to comment and sharing here =)

Salam semangat,
Septi Kurnia